Sahabat, tahukah kalian arti pertemanan? Yah, pada orang yang lebih dewasa dari kita, pertemanan merupakan ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian, pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode yang relatif lama. Sedangkan di dunia kita, dunia anak-anak, pertemanan biasanya terjalin tidak dalam waktu yang lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan pertemanan akan terputus.
Dalam berteman biasanya memang tidak selalu berjalan mulus. Namanya juga hidup, kecil atau besar akan ada saja persoalan yang muncul. Persoalan dengan teman biasanya terjadi karena salah paham. Jika salah satu dari kita mengalami persoalan dengan teman, cobalah kita melakukan introspeksi (melihat dan mengamati pada diri sendiri) terlebih dahulu. Barangkali tanpa disadari, kita juga turut berperan dalam persoalan, atau malah kita sendiri yang membuat masalah sehingga teman semakin menjauh.
Nah, jika kita yang menjadi asal masalah, segeralah kita meminta maaf pada teman kita yang insya Allah teman kita pun akan bisa memaafkan kita kalau kita bisa bicara dengan baik. Pun begitu jika ada teman kita yang berbuat salah, kita harus bisa memaafkannya meski itu sulit. Meminta atau memberi maaf memang perbuatan yang terpuji. Tidak mudah memang untuk memulai saling memaafkan. Tapi jika tidak ada yang berani memulainya, masalah pertemanan bisa menimbulkan kebencian. Jika kebencian sudah mulai muncul, akan membuat kehidupan pertemanan tidak nyaman, dan yang pasti saling membenci sesama Muslim tidak dibenarkan.
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, saling bermusuhan, saling membenci, saling mendengki. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak dihalalkan bagi seorang muslim menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Bukhari- Muslim).
Jelas sekali hadits tersebut melarang kita untuk mendiamkan teman kita atau malah menampakkan permusuhan dengan mereka lebih dari tiga hari. Yah, batas tiga hari merupakan waktu yang panjang untuk merasa sadar akan kesalahan bagi yang melakukan kesalahan dan waktu untuk memaklumi kesalahan teman bagi yang disakiti. Selebihnya, kita harus kembali lagi dengan mereka seperti semula seperti saat tidak ada masalah.
Nah, jika kita menemukan sifat atau sikap dari teman yang tidak berkenan, maka segera sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang mempunyai sifat dan sikap yang kadang tidak seperti yang diharapkan. Menerima kelemahan satu sama lain akan membantu mempererat pertemanan.
Kita harus selalu berpikir apa yang dapat diberikan kepada teman, bukan apa yang dapat diperoleh dari teman kita. Kita harus menghargai teman, seperti halnya kita juga ingin selalu dihargai. Berikan selalu dukungan pada teman, karena teman yang baik selalu saling menyemangati dan mendorong supaya bisa bersama-sama menjadi yang terbaik. Dan yang terpenting, jangan tinggalkan teman, saat ia berbuat kesalahan. Bersabarlah dan tuntunlah dia untuk berubah. (kaabisme)
Share This Article :