Selasa, 17 Desember 2013. Suasana Maghrib. Hujan gerimis tak henti-hentinya memandikan bumi. Dukuh Sidowayah basah keseluruhan. Daun-daun, jalanan, atap rumah warga semua dipenuhi cairan bening dingin yang runtuh dari langit. Begitupun yang terjadi di bangunan pusat peribadatan kaum Muslimin di Sidowayah, yakni masjid An Nuur yang berdiri megah di tengah kampung.
Cuaca yang sedemikian kurang bersahabat ternyata tak cukup ampuh menyurut langkah para santri TPA An Nuur yang hendak menggelar acara syukuran karena sudah mengkhatamkan membaca Al Quran sebagaimana terjadwal tiap petang ba'da Maghrib sampai waktu Isya setiap harinya.
"Alhamdulillah, ini adalah khataman pertama para santri pasca wisuda," jelas Pak Kaab, kepala TPA, di sela sibuknya menyiapkan acara.
Tujuan penyelenggaraan syukuran adalah untuk menambah semangat para santri. Harapannya, para santri bisa menjadikan tadarus sebagai kebiasaan sehari-hari.
Adapun acara ini juga menghadirkan para takmir dan beberapa donatur yang tinggal dekat masjid. "Ini juga bentuk laporan kegiatan TPA yang perlu diketahui oleh para donatur," kata Pak Wakhid yang baru saja datang hujan-hujanan mengambil konsumsi pesanan bersama Mas Fian.
Acara dibuka dengan pembacaan beberapa surat terakhir dalam Al Quran dilanjut membaca Doa Khotmil Quran.
Setelah doa selesai, dilanjutkan sambutan dari Takmir Masjid yang langsung disampaikan oleh Bapak Sutarto yang menyempatkan menghadiri acara ini. Beliau menyambut baik setiap kegiatan TPA untuk kemajuan Islam di Sidowayah khususnya.
"Tidak banyak acaranya, kok. Langsung ke inti dan dilanjut makan-makan," kata Pak Kaab dengan nada bercanda sambil membuka jatah konsumsinya.
Demikianlah, acara diakhiri dengan makan-makan bersama dengan penuh kesyukuran. (basayev)
Share This Article :