Ketika sang surya tenggelam di langit barat, beriring dengan suasana petang menjelma. Azan Magrib berkumandang dari segala penjuru mengagungkan asma Allah. Para Mukminin bergegas menyambut seruan Ilahi itu dengan berduyun berangkat ke rumah-rumah Allah. Demikian juga yang tampak di masjid An Nuur. Masjid megah kebanggaan warga Sidowayah itu pun terlihat aktivitas. Begitu gema azan Pak Diyono berkumandang, beberapa jamaah sudah mulai berdatangan menyambutnya. Memang, kebanyakan para orang tua yang sudah sepuh. Meski ada beberapa jamaah berusia muda yang datang.
Tampak di antara jamaah itu, beberapa anak usia sekolah dasar dan menengah pertama. Mereka datang selain untuk jamaah shalat Magrib, juga berniat untuk memakmurkan masjid dengan mengaji atau tadarus Alquran sampai nanti waktu Isya berkumandang.
Jamaah Magrib berlangsung khidmat dan khusuk. Selesai shalat, doa-doa dan zikir dipanjatkan ke langit. Kemudian para jamaah bersalaman satu sama lain sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Setelah para jamaah pulang, tinggal beberapa bapak-bapak yang sengaja menunggu waktu Isya tiba. Tampaklah beberapa santri TPA yang juga tinggal menunggu waktu Isya.
"Program baru TPA An Nuur, setiap bakda Magrib, ada jadwal tadarus bagi santri yang telah diwisuda Lebaran kemarin," Ustad Ibnu Kaab yang kebetulan kebagian jadwal menyimak bacaan santri menjelaskan kepada Media An Nuur.
Dari Kepala TPA An Nuur ini, Redaksi menerima banyak keterangan. "Inisiator atau penggagas kegiatan tadarus bakda Magrib ini adalah Ustad Aris. Rasanya hambar kalau masjid sebesar ini sepi. Makanya, dengan memanfaatkan pengeras suara, setiap bakda Magrib sampai waktu Isya, santri bergiliran membaca Alquran."
Ustad Aris selaku penggagas juga sudah menemui Takmir Masjid untuk melaksanakan ide beliau ini. "Pak Danuri dan Pak Tarto (tamir, red) menyambut dengan baik dan sangat mendukung."
Kegiatan yang mulai efektif seusai Lebaran ini juga didukung beberapa personil yang menyimak bacaan santri. Di antaranya, Ustad Aris sendiri, Ustad Ibnu Kaab -Kepala TPA-, Ustad Wakhid, Ustad Anang, Ustad Saiful dan sesekali juga Ustad Joko yang baru mudik, terkadang juga Ustazah Tya berkesempatan menyimak bacaan santri.
Santri dibagi 6 kelompok yang setiap harinya 1 kelompok terjadwal tadarus. Kelompok itu di antaranya, kelompok pertama terdiri dari Astrid Melati, Eldyra Ananda Putri, dan Alvionita Nadiyah Salsabila. Kelompok kedua Maulina Intan Fahrindiyanti, Alfina Risqi, dan Afifah Rahmawati. Kelompok ketiga terdiri dari Irma Setyaningsih, Intan Ayu Nirmalasari, Alfi Fauziah dan Imtihan Syarifatul 'Ula. Elma Kurniawati, Azhar Nur Asahy dan Zahratunnisa Safira Mujahidah adalah kelompok selanjutnya. Kelompok kelima dan keenam santri putra. Kelima yaitu Mukhtar Amirul Mukminin, Dhimas Cipto Dwi Saputro, Ilham Saputra dan Dika Fauzan Arifal. Terakhir kelompok yang terdiri dari Andika Pramuja Sikki, Mario Dinata dan Juraija Wildan Al Fattah.
"Kami ingin mereka bisa kompak, dan tetap berada di jalur TPA, meski sebagian besar sudah masuk usia SMP," Ustad Ibnu Kaab menambahkan.
Memang selama ini setiap kali santri TPA sudah masuk ke sekolah menengah pertama selalu menghilang dari masjid. Tadarus bakda Magrib ini merupakan salah satu usaha agar mereka tidak meninggalkan masjid.
"Semoga niat baik ini berbuah manis," pungkas Ustad Ibnu Kaab sambil mengulas senyum dan bersiap menyimak para santrinya. (basayev)
Share This Article :