Membaca adalah pintu gerbang ilmu. Dengan membaca akan banyak hal yang kita dapatkan. Karena pentingnya membaca itulah, maka Allah pun menurunkan Quran kepada Nabiyullah Muhammad Saw diawali dengan kata 'iqro'' yang artinya bacalah.
Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menggemari aktivitas membaca, terlebih membaca Al Quran dan buku-buku yang bermanfaat. Dengan memahami ilmu kita bisa mengamalkannya.
Berawal dari keinginan menumbuhkembangkan minat baca di kalangan santri TPA khususnya, dan secara umum kepada jamaah masjid An Nuur Sidowayah, maka terlintaslah untuk menyediakan sarana baca berupa perpustakaan.
"Konsepnya, perpustakaan kita tidak berada di dalam ruangan," kata Ustad Ibnu Kaab, kepala TPA An Nuur, ketika Media An Nuur menemuinya di sela kesibukan mengurus anak-anak TPA. "Jadi, siapa saja bisa mengakses. Umum. Semua yang singgah di masjid boleh membaca buku-bukunya."
Ustad Ibnu Kaab menjelaskan, bahwa perpustakaan yang berada di dalam ruangan tertutup biasanya sepi pengunjung. Koleksi buku hanya akan tertumpuk rapi di rak tanpa sentuhan pembaca. "Dengan menempatkan rak buku di luar ruangan, tepatnya di serambi masjid yang setiap jamaah datang bisa melihatnya, paling tidak akan memancing untuk melihat dan membacanya," jelasnya.
Ketika ditanya apakah tidak ada kekhawatiran buku rusak ataupun hilang, ustad muda ini tertawa ringan. "Buku kalau mau rapi tidak rusak ya taruh saja di lemari. Untuk masalah adanya kemungkinan hilang, saya rasa kecil sekali. Hari gini, siapa yang mau mencuri buku? Membacanya saja banyak yang segan," lanjutnya, "Tapi kalau pun memang nantinya ada yang hilang, anggap saja itu salah satu resiko penerapan perpustakaan terbuka seperti ini."
Pustaka TPA An Nuur sudah tersedia di serambi masjid An Nuur dan boleh dibaca siapa saja. Sementara jika ada yang memiliki koleksi buku yang tidak dipakai lagi, diperkenankan untuk menyumbangkannya ke masjid An Nuur. "Tentu akan ada seleksi seperlunya," Ustad Wakhid yang bicara. "Kalau bacaan itu kurang cocok untuk bacaan umum, apalagi untuk anak, maka akan kami singkirkan. Kita punya kewajiban secara moral untuk mengawasi apa yang santri konsumsi sebagai bacaan."
Media An Nuur juga sempat menjumpai para santri TPA yang tengah menikmati bacaan sebelum kegiatan TPA berlangsung. Mereka memang tampak senang sekali dengan buku-buku yang ada.
"Saya suka buku ceritanya," kata Dika, salah satu santri yang cukup sering membaca buku. "Ceritanya bagus-bagus."
Hal ini diamini para santri lainnya. Hanif, Dinda dan Wanda, yang juga suka baca-baca di masjid, menyampaian harapannya, "Kami ingin agar diperbanyak koleksi buku ceritanya. Menghibur dan bermanfaat."
Untuk menambah koleksi buku, sesekali pengurus TPA secara khusus mencarikan buku-buku yang diinginkan para santri. Semoga perpustakaan terbuka ini selalu bisa memberikan manfaat kehadirannya. (basayev)
Share This Article :