NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Outbond Santri di Taruwongso

Ahad pagi yang cerah, tepatnya tanggal 13 Januari 2013, TPA An Nuur Sidowayah mengadakan kegiatan outbond di area gunung Taruwongso. Diantar dengan mobil bak terbuka, para santri diangkut ke lokasi outbond.

Outbond kali ini dipandu oleh kakak-kakak dari Insan Mulia Organizer. Ada sekitar 12 kakak yang memandu. Saat santri tiba di lokasi, mereka masih sibuk menyiapkan wahana flying fox yang paling digemari santri.

"Yang terpenting dalam outbond adalah menumbuhkan rasa kebersamaan, kekompakan dan keterampilan," kata kakak pemandu setelah menyiapkan barisan santri.


Para santri selanjutnya melakukan gerakan senam pemanasan dipandu kakak-kakak dari Tim Insan Mulia. Gerakan-gerakan tangan, kaki, kepala, leher dan sebagainya. "Pemanasan sangat penting sebelum melakukan aktivitas outbond," jelas kakak pemandu.

Selesai pemanasan, para santri dibagi tiga barisan untuk bermain hulahop berjalan. Dimana para santri diwajibkan berpegangan tangan dengan teman di sampingnya, dan hulahop harus berjalan melingkari tubuh semua peserta dari ujung satu ke ujung lainnya. Keceriaan mewarnai permainan pertama ini.



Setelah itu, permainan mencari kelompok teman, dari berdua, bertiga, bertujuh dan seterusnya, sementara yang gagal mendapat pasangan dihukum membaca doa-doa hafalan.

Kemudian dibagilah santri jadi 4 kelompok, yang masing-masing memakai nama sahabat Nabi sebagai nama kelompoknya, yaitu Aisyah (diketuai Bella), Fatimah (diketuai Fataya), Abu Bakar (diketuai Hanif) dan Usman (diketuai Mukhtar).

Ketika menjumpai para santri saling menyalahkan ketika bermain karena merasa ada teman yang lemah dan tidak kompak dalam kelompoknya, maka kakak pemandu menengahi. "Jangan menganggap teman yang lemah tidak berguna," kata kakak pemandu, "karena dalam satu kepemimpinan memang ada anggota yang tidak semuanya sempurna. Kita harus bisa saling menghargai dan tidak boleh menyalahkan."


Permainan dilanjutkan. Kali ini, dibuat semacam perlombaan memindah karet dengan sedotan yang diapit bibir. Jumlah karet terbanyak yang bisa dipindahkan secara estafet adalah pemenang perlombaan ini.


Selanjutnya ada juga permainan memindah bola dengan bilah bambu yang disusun sedemikian rupa agar bisa dilewati bola kecil. Peserta harus bisa menjaga bilah bambu agar mampu lewat sampai finish.



Kemudian, permainan kereta-keretaan dengan baris, yang terdepan matanya ditutup kain, sementara yang di belakangnya memberi aba-aba. Kereta berjalan mengambil bendera kain. Permainan ini mengajarkan bagaimana mempercayai teman.



Permainan saling melihat teman, berpasangan dua anak. Masing-masing berpandangan dengan pasangannya dan tidak boleh tersenyum. Bagi yang tersenyum sampai terlihat giginya dianggap kalah.


Permainan berikutnya, halang rintang. Santri harus melalui halangan tali dengan merangkak dan melompat untuk mengumpulkan bola terbanyak, meski harus terjatuh-jatuh.

Outbond diakhiri dengan permainan flying fox yang paling digemari para santri. Satu persatu santri mengantre untuk memanjat ke tangga pohon guna meluncur melalui tali. Kentara kegembiraan tak terkira pada mereka.


"Mau lagi, mau lagi," kata para santri sekelar meluncur. Sayangnya, jatah meluncurnya cuma satu-satu.

"Saya ikut senang melihat anak-anak bermain gembira seperti ini," komentar salah satu orangtua santri yang turut menemani kegiatan ini.

"Apalagi cuma bayar 10 ribu," timpal orangtua santri yang lain.

Memang benar, santri diharuskan membayar dana 10 ribu untuk acara kali ini. Kekurangan biaya akomodasi dicukupi kas TPA.

Kegiatan menyenangkan ini berakhir ketika waktu Zuhur tiba. Santri pun pulang dengan keceriaan dan kelelahan masing-masing. (basayev)
Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822